Salah satu paradoks cinta manusia adalah menghasilkan perpaduan imajinatif antara hasrat sensual dan spiritual. selama berabad-abad, kontradiksi ini terlihat jelas ketika para moralis kristen menyatakan bahwa semua cinta yang bersifat badaniyah(persetubuhan) merupakan perbuatan dosa, kecuali sebagai sarana prokreasidalam pernikahan yang legal.
Perjuangan mendamaikan seksualitas dengan kemurnian memunculkan legenda keperawannan dan kepeerjakaan, simbol kesucian abad pertengahan digambarkan berupa fabel binatang -hewan putih yang anggun berbentuk antelope(Kujang) arabia dengan tanduk yang berpilin di kepalanya, bulu tengkuk di kepalanya dan berbadan kuda, berkuku kujang dan berekor singa, pada abad ke-15 ketika kelompok permadani terkenal, The lady and the unicorn, yang dibuat untuk jean le Viste, duc d'arcy, maka simbol itu kemudian di elaborasi menjadi sebuah alegori kompleks dari cinta yang dispiritualkan. kebiasaan seksual laki-laki memburu perempuan yang diinginkan telah berjalan sebaliknya dan cinta erotis diperhalus menjadi kasih sayang. perjaka yang dahsyat dan sulit dipahami dengan kemaluanya yang bertanduk hanya dapat dipikat oleh seorang perawan dimana ia bisa merebahkan kepalanya dipangkuannya dengan tenang.
Pada tingkatan sekular, keperjakaan melambangkan kekuatan, kebebasan dan kejantanan laki-laki. ia tunduk kepada perawan sebagai bentuk ikatan kesepakatan cinta yang membutuhkan sang kesatria untuk menyerahkan hati dan otonominya kepada perempuannya. bagaimanapun juga di hati fabel itu terdapat gagasan yang lebih abadi: " kebaikan cinta memilikikekuatan esensial yang melebihi keburukan ", dan " Cinta dapat memperhalus dan mengendalikan emosi seperti juga sanggup untuk memadamkannya ".
Sumber: http://www.wabahilmu.co.cc/2011/04/arti-keperawana-dan-keperjakaan.html
0 komentar:
Posting Komentar