Mengapa Pria Intelek Suka Cari Pasangan Kurang Cerdas - BIASANYA pria yang sempurna selalu menginginkan wanita pintar dan cerdas. Namun dalam kasus yang berlawanan pada kenyataannya orang-orang cerdas justru menginginkan wanita yang kurang cerdas. Apa alasannya?
Jennifer Wright dalam “The Gloss” baru-baru ini menanyakan kepada reporter CNBC, John Carney dan sembilan pria intelek lainnya seputar kebenaran studi yang menunjukkan bahwa pria intelek lebih memilih wanita kurang cerdas sebagai teman kencan mereka, seperti ditulis Times of India.
Carney percaya bahwa alasan yang mendasarinya adalah pengetahuan ekonomi mereka. Umumnya, mereka tidak memiliki alasan seberapa penting mereka saat berada di sekolah atau bekerja. Alhasil, wanita kurang cerdas cenderung memiliki lebih banyak waktu luang. Demi untuk menaikkan derajat, mereka pun mencari pasangan pintar sebagai alat untuk menaikkan derajat ekonomi mereka, seperti dilaporkan The Wire Atlantik.
“Dari peluang tersebut, kemungkinan terbesar adalah pria cerdas jumlahnya jauh lebih besar ketimbang wanita pintar,” kata dia.
Dia menambahkan, pria sukses memang cenderung kencan dengan wanita yang kurang sukses. Hal tersebut bukan dikarenakan mereka menginginkan wanita menjadi bodoh, tetapi lebih karena mereka menginginkan seseorang yang mengutamakan kehidupan mereka dengan cara yang kompatibel di mana mereka dapat memprioritaskan kehidupannya demi pasangan.
Apakah ini sebuah tren global?
Nicole Lapin dari CNBC mengatakan, wanita pintar memiliki peluang yang sama untuk kencan dengan pria intelek. “Alasannya pertama, jika ada persaingan untuk mendapatkan pria intelek, maka perkelahian pun akan terhindarkan. Kedua, wanita intelek biasanya selalu menggunakan otaknya hingga akhir pekan sekalipun,” katanya.
Lapin juga menolak gagasan bahwa pria cenderung tertarik pada wanita kurang cerdas.
“Coba saja Anda pikirkan, sampai Anda menangis dan membawanya makan malam sekalipun senyumnya pun masih belum tersungging. Bahkan sampai Anda kehilangan pekerjaan terbaik pun dia masih tidak mengerti bahwa apa yang Anda lakukan adalah bentuk pengorbanan,” katanya.
Carney pun memberikan tanggapan balik atas asumsi tersebut. “Wanita intelek biasanya hanya akan menikah dengan pria intelek, sementara pria intelek justru masih bersedia untuk kencan dengan seseorang yang IQ-nya di bawah mereka. Persepsi tersebut menggambarkan bahwa pria intelek cenderung lebih berpikiran terbuka ketimbang wanita intelek,” ulasnya.
Dalam pengetahuan ekonomi, Carney mengatakan bahwa orang-orang intelek biasanya tidak bersikap seperti mereka yang kurang intelek di mana mereka menggaungkan “option” lebih pada hubungan mereka. Mereka umumnya berpandangan bahwa mereka dapat mengorbankan hubungan agar lebih fokus pada karier mereka.
Namun apapun jawabannya, Carney menyimpulkan bahwa ini adalah sebuah peluang yang harus terpenuhi. Entah itu yang melimpah pria lajang yang cerdas atau wanita “single” dengan ketidakintelektualannya.
BIASANYA pria yang sempurna selalu menginginkan wanita pintar dan cerdas. Namun dalam kasus yang berlawanan pada kenyataannya orang-orang cerdas justru menginginkan wanita yang kurang cerdas. Apa alasannya?
Jennifer Wright dalam “The Gloss” baru-baru ini menanyakan kepada reporter CNBC, John Carney dan sembilan pria intelek lainnya seputar kebenaran studi yang menunjukkan bahwa pria intelek lebih memilih wanita kurang cerdas sebagai teman kencan mereka, seperti ditulis Times of India.
Carney percaya bahwa alasan yang mendasarinya adalah pengetahuan ekonomi mereka. Umumnya, mereka tidak memiliki alasan seberapa penting mereka saat berada di sekolah atau bekerja. Alhasil, wanita kurang cerdas cenderung memiliki lebih banyak waktu luang. Demi untuk menaikkan derajat, mereka pun mencari pasangan pintar sebagai alat untuk menaikkan derajat ekonomi mereka, seperti dilaporkan The Wire Atlantik.
“Dari peluang tersebut, kemungkinan terbesar adalah pria cerdas jumlahnya jauh lebih besar ketimbang wanita pintar,” kata dia.
Dia menambahkan, pria sukses memang cenderung kencan dengan wanita yang kurang sukses. Hal tersebut bukan dikarenakan mereka menginginkan wanita menjadi bodoh, tetapi lebih karena mereka menginginkan seseorang yang mengutamakan kehidupan mereka dengan cara yang kompatibel di mana mereka dapat memprioritaskan kehidupannya demi pasangan.
Apakah ini sebuah tren global?
Nicole Lapin dari CNBC mengatakan, wanita pintar memiliki peluang yang sama untuk kencan dengan pria intelek. “Alasannya pertama, jika ada persaingan untuk mendapatkan pria intelek, maka perkelahian pun akan terhindarkan. Kedua, wanita intelek biasanya selalu menggunakan otaknya hingga akhir pekan sekalipun,” katanya.
Lapin juga menolak gagasan bahwa pria cenderung tertarik pada wanita kurang cerdas.
“Coba saja Anda pikirkan, sampai Anda menangis dan membawanya makan malam sekalipun senyumnya pun masih belum tersungging. Bahkan sampai Anda kehilangan pekerjaan terbaik pun dia masih tidak mengerti bahwa apa yang Anda lakukan adalah bentuk pengorbanan,” katanya.
Carney pun memberikan tanggapan balik atas asumsi tersebut. “Wanita intelek biasanya hanya akan menikah dengan pria intelek, sementara pria intelek justru masih bersedia untuk kencan dengan seseorang yang IQ-nya di bawah mereka. Persepsi tersebut menggambarkan bahwa pria intelek cenderung lebih berpikiran terbuka ketimbang wanita intelek,” ulasnya.
Dalam pengetahuan ekonomi, Carney mengatakan bahwa orang-orang intelek biasanya tidak bersikap seperti mereka yang kurang intelek di mana mereka menggaungkan “option” lebih pada hubungan mereka. Mereka umumnya berpandangan bahwa mereka dapat mengorbankan hubungan agar lebih fokus pada karier mereka.
Namun apapun jawabannya, Carney menyimpulkan bahwa ini adalah sebuah peluang yang harus terpenuhi. Entah itu yang melimpah pria lajang yang cerdas atau wanita “single” dengan ketidakintelektualannya.
0 komentar:
Posting Komentar