Oksitosin disebut juga hormon cinta karena kadarnya meningkat saat seorang pria atau wanita sedang dilanda asmara. Namun penelitian terbaru mengungkap peran lain dari hormon ini, yakni menyebabkan pria bersikap tidak hormat terhadap ibunya.
Sikap durhaka seperti itu muncul pada pria justru ketika kadar oksitosin meningkat, misalnya karena jatuh cinta. Tidak semua pria akan mengalaminya, hanya sebagian kecil terutama yang memiliki kenangan buruk di masa kecil karena merasa kurang diperhatikan oleh sang ibu.
Dr Jennifer Bartz dan rekan-rekannya dari Mount Sinai Medical Centre membuktikannya dalam sebuah eksperimen yang melibatkan 31 pria di New York. Setelah diminta mengisi kuisioner tentang kenangan masa kecil serta pendapat tentang ibunya, partisipan mendapat semprotan oksitosin lalu diminta kembali menilai sang ibu.
Para pria yang mengalami masa-masa bahagia ketika masih kecil cenderung menilai ibunya dengan hal-hal baik, dan semakin baik setelah mendapat semprotan oksitosin. Sebaliknya pada pria yang memiliki kenangan buruk, penilaian terhadap ibunya juga makin buruk setelah disemprot oksitosin.
Temuan ini menunjukkan bahwa efek hormon oksitosin sebagai hormon cinta tidak selalu sama pada setiap individu. Faktor kedekatan dengan orangtua terutama ibu turut menentukan efeknya, apakah menjadi semakin cinta kepada ibu atau justru menjadi benci.
"Di satu sisi kita berhasil mengungkap bahwa ternyata oksitosin juga bisa membangkitkan kenangan-kenangan masa lalu bersama sang ibu," ungkap Dr Bartz sepeti dikutip dari Telegraph, Selasa (30/11/2010).
Awal tahun lalu penelitian lainnya juga mengungkap manfaat hormon oksitosin sebagai pembangkit mood atau suasana hati serta rasa empati, terutama untuk anak autis. Untuk keperluan tersebut, saat ini oksitosin sudah banyak dijual di internet dalam bentuk semprotan.
0 komentar:
Posting Komentar