Bludus Blog » Hidup Sehat »
Kesehatan »
Penyebab
» Perempuan Dua Kali Lebih Rentan Stres Karena Pengaruh Hormon
Perempuan Dua Kali Lebih Rentan Stres Karena Pengaruh Hormon
Jangan heran jika perempuan lebih cepat stres dan berubah mood (suasana hati) ketimbang laki-laki. Hal ini diperkuat dengan sebuah studi terbaru yang menemukan bahwa kejiwaan perempuan benar-benar dikendalikan oleh hormon.
Perempuan memang memiliki tingkat depresi, gangguan stres dan masalah kecemasan yang lebih tinggi ketimbang laki-laki. Tapi selama ini belum ada yang mampu menjelaskan perbedaan ini secara biologis.
Studi terbaru yang dilakukan di Amerika Serikat dapat membantu menjelaskan perbedaan antara cara laki-laki dan perempuan mengendalikan emosi. Studi ini memfokuskan pada hormon stres yang disebut corticotropinreleasing factor (CRF).
CRF merupakan hormon yang membantu mengontrol reaksi tubuh terhadap stres. Selain itu, CRF juga dikenal memainkan peran dalam kondisi kejiwaan manusia.
"Peneliti telah mengetahui bahwa regulasi CRF terganggu pada gangguan jiwa yang berhubungan dengan stres, maka studi ini relevan sebagai alasan biologi," ujar Dr Rita Valentino, dari Rumah Sakit Anak Philadelphia yang memimpin studi, seperti dilansir dari Dailymail, Rabu (16/6/2010).
Dr Valentino juga menuturkan bahwa hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan dua kali lipat lebih rentan mengalami gangguan yang berhubungan dengan stres ketimbang laki-laki.
Dalam studi yang telah dilaporkan dalam jurnal Molecular Psychiatry ini, diketahui bahwa sel-sel otak perempuan sangat senang dengan dosis CRF yang terlalu rendah bagi laki-laki.
Hormon CRF lebih erat terikat pada protein stres sel-sel otak perempuan, sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap dampak dari perubahan hormon tersebut. Sedangkan pada laki-laki, otak dapat mengurangi kadar protein, menghentikan hormon dari pengikatan dan mengurangi dampaknya terhadap otak.
"Peneliti farmakologi juga harus menyelidiki antagonis CRF yang digunakan sebagai obat untuk perawatan depresi. Pemberian obat mungkin harus mempertimbangkan perbedaan gender pada tingkat molekulnya," tambah Dr Valentino.
0 komentar:
Posting Komentar