Peluang Umur Panjang Tampak dari Kecepatan Berjalan Kaki
Tak semua orang punya kesempatan berumur panjang, namun ada cara mudah untuk memperkirakannya. Perhatikan saja kecepatannya saat berjalan sebab jika orang lebih sering berjalan tergesa-gesa, peluangnya lebih besar untuk berumur panjang.
Kecepatan berjalan kaki pada seseorang memang sangat bervariasi, kadang lebih cepat dan sekali waktu akan lebih lambat. Oleh karena itu, untuk membandingkan peluang berumur panjang maka kecepatan itu harus diambil rata-ratanya.
Kecepatan rata-rata berjalan kaki dipengaruhi antara lain oleh ketersediaan energi. Makin tinggi kemampuan tubuh mengolah energi, makin sehat seseorang dan makin mampu untuk berjalan lebih cepat.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah kontrol dan koordinasi gerakan tubuh. Untuk bergerak dengan efisien, tubuh memerlukan koordinasi yang baik antara otak dan sistem saraf, sistem kardiovaskular serta muskoskeletal (rangka dan otot).
Menurut sebuah penelitian di University of Pittsburgh, kedua faktor ini berkaitan dengan status kesehatan seseorang. Makin sehat tubuh seseorang, makin besar pula peluang bertahan hidup lebih lama tanpa tanpa gangguan penyakit.
Seseorang yang berjalan kaki dengan kecepatan rata-rata 1 meter/detik atau lebih cepat punya harapan hidup 10 tahun lebih panjang dibanding yang berjalan pelan-pelan. Penelitian tersebut tidak memperhitungkan seberapa sering orang itu berjalan maupun jarak tempuh rata-ratanya.
Yang jelas hubungan antara kecepatan berjalan dengan peningkatan usia harapan hidup hanya berlaku bagi lansia khususnya yang sudah berada di usia sekitar 75 tahun. Pada usia tersebut, rata-rata orang berjalan kaki dengan kecepatan 0,8 meter/detik.
"Tubuh akan menyesuaikan kemampuannya dengan kecepatan berjalan kaki. Inilah yang membuat kecepatan berjalan kaki bisa digunakan sebagai indikator kesehatan seseorang," ungkap sang peneliti Prof Stephanie Studenski, seperti dikutip dari MSNBC, Rabu (5/1/2011).
Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal American Medical Association edisi 5 Januari 2011.
0 komentar:
Posting Komentar