DediNews, Sekitar 8 dari 10 orang dengan masalah utang memiliki efek negatif pada kehidupannya seperti membahayakan hubungan pribadi, kesehatan dan menurunkan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan.
Orang sering berpikir masalah kredit atau utang adalah hanya bagaimana mengembalikan uang itu. Namun sebenarnya orang yang punya utang bisa mempengaruhi berbagai aspek seperti sosial dan juga kesehatan.
The Consumer Credit Counselling Service (CCCS) menemukan hampir setengah dari responden menanggung dampak buruk pada kesehatannya akibat berutang seperti menderita gangguan saraf, mengalami rambut rontok, berkurangnya kemampuan mengecap rasa dan berhenti menstruasi, seperti dikutip dari Guardian.co.uk, Jumat (1/4/2011).
Masalah mengutang akan lebih pelik lagi jika seseorang memiliki banyak kartu kredit, kemudian diharuskan untuk melunasi tagihannya yang disertai dengan pembayaran bunganya.
Sayangnya belum banyak orang yang menyadari dampak buruk dari seringnya berutang. Dampak buruk yang ditimbulkan jika sering mengutang yaitu:
1. Kesehatan emosional dan mental
Kesehatan emosi dan mental dapat dengan mudah dipengaruhi oleh utang. Stres dan tekanan yang datang saat seseorang harus memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang bisa menyebabkan kegelisahan dan depresi.
2. Kesehatan fisik
Penelitian telah menunjukkan bahwa perasaan cemas dan depresi bisa mengakibatkan efek samping terhadap kesehatan fisik. Dampak yang ditimbulkan adalah masalah jantung dan berkurangnya respons terhadap kekebalan tubuh. Selain itu dampak yang paling cepat terlihat adalah mengganggu aktivitas fisik dan pola makan buruk yang dapat memicu penyakit fisik lainnya.
3. Menimbulkan rasa malu dan bersalah
Orang yang sering mengutang juga kerap kali dihinggapi rasa malu dan juga bersalah, terutama jika kebiasaan ini diketahui oleh banyak orang. Hal ini pula yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial seseorang.
4. Mempengaruhi hubungan
Memiliki utang juga mempengaruhi hubungan seseorang dengan pasangan dan juga anak-anaknya. Survei yang dilakukan terhadap 372 orang menemukan masalah utang telah mempengaruhi hubungannya dengan pasangan sebesar 37 persen dan dengan anak-anak sebesar 22 persen.
0 komentar:
Posting Komentar