Rokok Juga Bisa Memancarkan Radiasi
Selama ini masyarakat hanya tahu bahwa radiasi bisa dipancarkan dari telepon seluler atau pusat nuklir. Tapi bagi orang yang merokok sebaiknya juga waspada, karena rokok bisa mengeluarkan radiasi.
Meskipun hingga kini belum diketahui pasti dari senyawa apa sumber paparan radiasinya, tapi perokok akan menghirup bahan radioaktif tersebut secara terus menerus yang pada nantinya akan memberikan kontribusi dosis radiasi yang besar untuk merusak paru-parunya.
Secara alami mineral radioaktif terakumulasi pada permukaan lengket dari daun tembakau saat tanaman tersebut tumbuh, dan mineral ini umumnya akan tetap berada dalam daun tersebut selama proses manufaktur.
Selain itu penggunaan pupuk yang mengandung timbal dan polonium untuk tanaman tembakau akan meningkatkan jumlah radiasi yang mungkin ada pada rokok tembakau, seperti dikutip dari epa.gov, Selasa (17/5/2011).
Asap rokok juga mengandung radiasi dari unsur polonium yang ternyata tingkat kerusakan akibat rokok ini 7 kali lipat lebih besar dari sinar X dan 20 kali lipat dari terapi radiasi kanker. Terutama jika orang tersebut sudah merokok dalam jangka waktu panjang.
Radium yang terakumulasi dalam tembakau bisa memancarkan radiasi alfa dan gamma yang bisa menumpuk di paru-paru perokok selama puluhan tahun. Seiring waktu partikel ini bisa merusak paru-paru dan menyebabkan kanker. Hal ini juga berlaku pada perokok pasif yang menghirup asap rokok.
Radiasi yang dipaparkan dari rokok ini umumnya tidak memberikan dampak dalam jangka waktu dekat, tapi akan mulai muncul gejala akibat adanya kerusakan di dalam tubuh setelah beberapa tahun kemudian.
Selain rokok, beberapa hal lainnya juga bisa memancarkan radiasi seperti scanner di bandara, sinar X-ray untuk memindai tubuh, mammogram atau CT scan, tapi umumnya radiasi yang dipancarkan kecil dan tidak terpapar secara terus menerus.
Hal ini berbeda dengan radiasi yang berasal dari rokok dan terpapar secara kontinu serta umumnya sulit untuk dihentikan. Kondisi inilah yang juga harus diperhatikan oleh para perokok.(detikhealth)
0 komentar:
Posting Komentar