Bludus Blog » Kesehatan
» Rematik Jangan Diobati Sendiri
Rematik Jangan Diobati Sendiri
Obat-obat untuk mengatasi rematik bisa dengan mudah diperoleh di apotek maupun toko obat. Hati-hati jika salah menentukan dosis atau jenis obatnya bukan rematik yang sembuh tapi efek samping obat yang didapatkan.
Maka itu untuk pengobatan rematik sangat tidak dianjurkan untuk mengobatinya sendiri. Jika mengalami nyeri atau kekakuan sendi, biarkan dokter mendiagnosanya dulu untuk menentukan obat yang tepat.
"Ada banyak jenis dan penyebab rematik, antara lain proses penuaan dan gangguan metabolisme. Harus dipastikan apa penyebabnya sebelum menentukan apa obatnya," ungkap Dr Bambang Setyohadi, pakar rheumatologi dari UI dalam jumpa pers 'Pfizer: 10 Tahun Beraksi Atasi Rematik' di Plasa FX, Jakarta, Kamis (4/11/2010).
Dr Bambang mengatakan banyak pasiennya langsung minum obat asam urat ketika mengalami rematik, karena gejalanya memang sama. Padahal dari 100 jenis rematik, hanya 1 penyakit yang disebabkan oleh asam urat yakni gout atau pirai (encok).
Jika ternyata penyebabnya bukan asam urat, nyeri sendi yang dialami pasien tersebut tentu saja tidak akan sembuh. Bahkan pengobatan yang sia-sia itu justru akan menyebabkan efek samping seperti alergi dan gangguan ginjal.
Kalaupun ternyata disebabkan oleh asam urat, obat yang diberikan tetap tidak boleh sembarangan. "Ketika rasa nyeri masih terasa, asam uratnya justru tidak boleh kita apa-apakan. Redakan dulu nyerinya dengan pain killer (obat pereda nyeri)," kata Dr Bambang.
Setelah rasa nyeri teratasi, barulah dokter akan memeriksa kadar asam urat. Dosis obat akan disesuaikan dengan kadar asam urat karena efek yang diharapkan adalah bertahap, tidak boleh langsung menyebabkan kadar asam urat turun drastis.
Menurut Dr Bambang, pengobatan berbagai jenis rematik pada umumnya dilakukan jangka panjang bahkan seumur hidup. Kunci keberhasilan pengobatan adalah sering kontrol ke dokter dan jangan pernah bosan mengonsumsi obat selama masih dibutuhkan.
Bosan minum obat adalah faktor utama bertambah buruknya rematik. Bahkan dalam beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, keharusan untuk minum obat seumur hidup bisa menyebabkan pasien depresi dan akhirnya bunuh diri.
0 komentar:
Posting Komentar